Oleh: Husnul Khuluq, M.Pd.I
(Guru Bahasa Arab di MAN Kandai II DOMPU)
(Guru Bahasa Arab di MAN Kandai II DOMPU)
Berbagai lapisan masyarakat-mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, bahkan mereka yang telah layak disebut sesepuhpun- saat ini tak mampu mengelak untuk tidak dijuluki generasi “kotak”, generasi yang sebagian besar umurnya dihabiskan untuk bercengkrama dengan beragam benda kotak. Sebut saja kasur, HP, TV dan laptop yang kebetulan semua berbentuk kotak.
Handphone bisa dikatakan sebagai benda wajib generasi “kotak”, sebab selama 24 jam mereka tidak bisa berjauhan dengannya. Saat bangun tidur yang pertama dilirik HP, saat makan, bersantai bahkan saat beraktivitaspun jemari tak bisa terlepas dari hp. Boleh sama-sama saat ini juga kita menolehkan kepala dan melihat sekitar sambil menghitung berapa orangkah yang sedang sibuk dengan HP? Atau kita cek jejaring sosial seperti facebook (bagi yang memiliki akun tentunya) ada beragam status dari beragam kalangan, status siswa “males, gurunya bikin ngantuk!”, guru yang mengajarpun berstatus “ngantuk lagi ngajar”, status ibu rumah tangga “lagi masak buat suami”, status pegawai “dimarahin bos pagi-pagi”, sampai status anggota DPR “rapat lagi rapat lagi”, bahkan ada juga status agamis terlucu menurut penulis “habis tahajjud, khusyu’ banget deh”, sampai-sampai penulis berharap tidak akan menemukan status agamis bertulis “lagi di sujud terakhir shalat dhuha”!! Semua status itu kemungkinan besar ditulis melalui HP. Andai tak memiliki akun facebook, masyarakat tetap saja menjadi generasi “kotak” karena terlalu sering mengintip HP sekedar mengecek sms.
Kotak berikutnya adalah laptop/komputer, baik difungsikan seperti HP yakni sekedar berselancar dalam jejaring sosial dan sekedar mendownload lagu dan film, atau hanya untuk menonton film, mendengar lagu dan bermain games! Yang selanjutnya televisi, pagi hari ditemani tv, sambil makan dan belajar menonton tv, selepas pulang beraktivitas yang dicari remote tv, menjelang malam dan beristirahatpun yang harus tetap menyala yaa TV. Silahkan dihitung berapa jam dalam sehari kita menghabiskan waktu dengan laptop dan TV!. Sungguh unik jika menyadari bahwa kesemua rutinitas generasi kotak tadi diawali dan diakhiri dari satu benda “kotak” bernama kasur!
Sayang sekali jika “kotak” tersebut menggerogoti sebagian besar waktu yang Allah berikan secara gratis. Kehidupan dunia yang Allah gambarkan sebagai tipu-daya dan permainan justru diisi lagi dengan permainan dan kesia-siaan. Ibarat virus, kesia-siaan juga dapat membunuh kehidupan secara perlahan dan tanpa disadari, hingga pada akhirnya kita tidak tahu lagi arti dan arah kehidupan yang sebenarnya. Padahal jelas dalam Kalam-Nya, satu-satunya tujuan penciptaan Adam dan keturunannya adalah beribadah. Bukan sibuk berstatus facebook, ber-smsan, ngegames, dan duduk tenang di depan TV.
Jika mengajak masyarakat membuang benda-benda tersebut tentu suatu kemustahilan, sebab perkembangan zaman menuntut kehidupan yang serba cepat dan praktis. Hal yang paling mungkin dilakukan adalah memahami bahwa sudah menjadi fitrah dimana satu benda selalu memiliki dua sisi berlawanan, satu sisi membawa kebaikan dan sisi lain hanya membawa kesia-siaan. Setelah benar memahami, maka kuncinya ada pada diri kita, sisi positif atau negatif yang dominan dipilih. HP, Laptop dan TV tentu dapat digunakan untuk kemanfaatan, semisal menyambung tali silaturrahmi dan kekeluargaan dengan hp, menulis artikel di laptop, menyebar motivasi atau informasi bermanfaat dan berwirausaha melalui jejaring sosial, mencari ilmu, memperluas wawasan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan iseng melalui google, dan memilih tontonan berkualitas dan mencerdaskan dari sekian banyak tayangan TV.
Terakhir, tidakkah kita sadar sebagai generasi “kotak” bahwa kita melupakan kotak-kotak lain yang jauh lebih bermanfaat dan mendekatkan kita untuk beribadah. Sayangnya, kotak-kotak ini hanya menarik bagi mereka yang masih memiliki keimanan berkualitas, kesadaran tingkat tinggi, dan rasa takut nan dahsyat pada Tuhan. “kotak” tersebut adalah Al-Quran, sajadah, dan buku. Pertanyaannya adalah kita lebih sering pacaran dengan “kotak” yang mana?.
Handphone bisa dikatakan sebagai benda wajib generasi “kotak”, sebab selama 24 jam mereka tidak bisa berjauhan dengannya. Saat bangun tidur yang pertama dilirik HP, saat makan, bersantai bahkan saat beraktivitaspun jemari tak bisa terlepas dari hp. Boleh sama-sama saat ini juga kita menolehkan kepala dan melihat sekitar sambil menghitung berapa orangkah yang sedang sibuk dengan HP? Atau kita cek jejaring sosial seperti facebook (bagi yang memiliki akun tentunya) ada beragam status dari beragam kalangan, status siswa “males, gurunya bikin ngantuk!”, guru yang mengajarpun berstatus “ngantuk lagi ngajar”, status ibu rumah tangga “lagi masak buat suami”, status pegawai “dimarahin bos pagi-pagi”, sampai status anggota DPR “rapat lagi rapat lagi”, bahkan ada juga status agamis terlucu menurut penulis “habis tahajjud, khusyu’ banget deh”, sampai-sampai penulis berharap tidak akan menemukan status agamis bertulis “lagi di sujud terakhir shalat dhuha”!! Semua status itu kemungkinan besar ditulis melalui HP. Andai tak memiliki akun facebook, masyarakat tetap saja menjadi generasi “kotak” karena terlalu sering mengintip HP sekedar mengecek sms.
Kotak berikutnya adalah laptop/komputer, baik difungsikan seperti HP yakni sekedar berselancar dalam jejaring sosial dan sekedar mendownload lagu dan film, atau hanya untuk menonton film, mendengar lagu dan bermain games! Yang selanjutnya televisi, pagi hari ditemani tv, sambil makan dan belajar menonton tv, selepas pulang beraktivitas yang dicari remote tv, menjelang malam dan beristirahatpun yang harus tetap menyala yaa TV. Silahkan dihitung berapa jam dalam sehari kita menghabiskan waktu dengan laptop dan TV!. Sungguh unik jika menyadari bahwa kesemua rutinitas generasi kotak tadi diawali dan diakhiri dari satu benda “kotak” bernama kasur!
Sayang sekali jika “kotak” tersebut menggerogoti sebagian besar waktu yang Allah berikan secara gratis. Kehidupan dunia yang Allah gambarkan sebagai tipu-daya dan permainan justru diisi lagi dengan permainan dan kesia-siaan. Ibarat virus, kesia-siaan juga dapat membunuh kehidupan secara perlahan dan tanpa disadari, hingga pada akhirnya kita tidak tahu lagi arti dan arah kehidupan yang sebenarnya. Padahal jelas dalam Kalam-Nya, satu-satunya tujuan penciptaan Adam dan keturunannya adalah beribadah. Bukan sibuk berstatus facebook, ber-smsan, ngegames, dan duduk tenang di depan TV.
Jika mengajak masyarakat membuang benda-benda tersebut tentu suatu kemustahilan, sebab perkembangan zaman menuntut kehidupan yang serba cepat dan praktis. Hal yang paling mungkin dilakukan adalah memahami bahwa sudah menjadi fitrah dimana satu benda selalu memiliki dua sisi berlawanan, satu sisi membawa kebaikan dan sisi lain hanya membawa kesia-siaan. Setelah benar memahami, maka kuncinya ada pada diri kita, sisi positif atau negatif yang dominan dipilih. HP, Laptop dan TV tentu dapat digunakan untuk kemanfaatan, semisal menyambung tali silaturrahmi dan kekeluargaan dengan hp, menulis artikel di laptop, menyebar motivasi atau informasi bermanfaat dan berwirausaha melalui jejaring sosial, mencari ilmu, memperluas wawasan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan iseng melalui google, dan memilih tontonan berkualitas dan mencerdaskan dari sekian banyak tayangan TV.
Terakhir, tidakkah kita sadar sebagai generasi “kotak” bahwa kita melupakan kotak-kotak lain yang jauh lebih bermanfaat dan mendekatkan kita untuk beribadah. Sayangnya, kotak-kotak ini hanya menarik bagi mereka yang masih memiliki keimanan berkualitas, kesadaran tingkat tinggi, dan rasa takut nan dahsyat pada Tuhan. “kotak” tersebut adalah Al-Quran, sajadah, dan buku. Pertanyaannya adalah kita lebih sering pacaran dengan “kotak” yang mana?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar