Al-Hasan Al-Basri : "kalian tidak lebih dari sekumpulan hari-hari, setiap pergi satu hari, maka berarti pergi juga sebagian dari kalian" Rusdin

Selasa, 23 Juli 2013

Ari Putri Hotel Sanur Bali

Hotel Ari Putri, hotel murah di Sanur Bali yang menawarkan ketenangan beristirahat di kawasan pantai Sanur, pantai dengan keindahan matahari terbitnya


Ari Putri Hotel Sanur, salah satu hotel melati di kawasan pantai Sanur yang menawarkan harga yang cukup murah dengan pelayanan berstandar internasional

Lokasi
Hotel Ari Putri Sanur, berlokasi di jantung kawasan Sanur, tepatnya di Jalan Sanur Beach, Banjar Semawang, Sanur, Denpasar, Bali. Ari Putri Hotel terletak cukup dekat dengan pantai Sanur yang terkenal dengan keindahan sunrise-nya, kurang lebih 5 menit jalan kaki menuju pantai Sanur, berseberangan dengan hotel Sanur Beach. Kota Denpasar juga sangat dekat dengan hotel Ari Putri, kira-kira 10 menit berkendara, dan 20 menit dari Bandara Ngurah Rai.

Fasilitas Kamar
Hotel Ari Putri Sanur terdiri dari 41 kamar standard yang kesemuanya didesain dengan konsep arsitektur Bali. Setiap kamar dilengkapi dengan individual control air conditioning, private bath & shower with hot and cold water, 7 channels color television dan direct international dialing telephone.

Fasilitas Hotel
Ari Putri Hotel sendiri dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum antara lain : restaurant & bar, Function room untuk business meeting & seminar, kolam renang dewasa & anak, Balinese open stage, Safe deposit boxes, pemakaian handuk di kolam renang, Laundry, Money changer, Postal service, Fax, serta Computer dan secretarial services. 

28 September 2013 go to Bali

Minggu, 21 Juli 2013

Keunggulan Dan Manfaat Ikan Bandeng




Ikan Bandeng yang dalam bahasa Inggris disebut Milkfish ini sudah sangat populer di Indonesia karena harganya terjangkau dan sudah banyak dibudidayakan. Namun karena banyak mengandung duri halus, biasanya membuat malas untuk mengkonsumsinya.

Selama ini Salmon populer sebagai sumber Omega 3 yang sering diburu ibu-ibu hamil dan sebagai makanan pendamping ASI (MP-ASI). Namun siapa sangka ternyata kandungan Omega 3 ikan Bandeng jauh lebih besar dibanding Salmon yang harganya selangit itu, di mana Omega 3 dikenal sangat baik untuk perkembangan otak.
Berdasarkan Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (1996), kandungan Omega 3 pada Bandeng (14,2%), Sardines/Mackerel (3,9%), Salmon (2,6%), dan Tuna 0,2%.

Ikan Bandeng juga memiliki kandungan protein yang tinggi mencapai 20,38% sehingga baik sebagai sumber pemenuhan kebutuhan protein tubuh. Berikut manfaat yang didapat dengan mengkonsumsi ikan Bandeng:

    Mencegah penyakit jantung koroner.
    Menurunkan kadar kolesterol darah.
    Meningkatkan daya tahan tubuh.
    Membantu pertumbuhan sistem sarat serta perkembangan otak.
    Mencegah penyakit karena kekurangan gizi mikro.
    Mengurangi resiko hipertensi.

Sedangkan kelemahan ikan Bandeng adalah memiliki banyak duri kurang lebih 164 duri atau 82 pasang duri. Sudah banyak produk olahan Bandeng di pasaran sebagai upaya untuk meningkatkan konsumsi masyarakat akan Bandeng antara lain Bandeng presto duri lunak. Selain itu saat ini berkembang usaha pencabutan tulang dan duri Bandeng yang menghasilkan ikan Bandeng mentah  "BATARI" atau Bandeng Tanpa Duri, sehingga olahan Bandeng menjadi lebih variatif misal Steak Bandeng, Bandeng Rica-Rica, Otak-Otak Bandeng, Sosis Bandeng, Pepes Bandeng, Nugget Bandeng, Bandeng Asap, dan sebagainya.

Sumber: Forpika.com

wpi.kkp.go.id

Senin, 15 Juli 2013

Generasi Kotak

 Oleh: Husnul Khuluq, M.Pd.I
(Guru Bahasa Arab di MAN Kandai II DOMPU)

Berbagai lapisan masyarakat-mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, bahkan mereka yang telah layak disebut sesepuhpun- saat ini tak mampu mengelak untuk tidak dijuluki generasi “kotak”, generasi yang sebagian besar umurnya dihabiskan untuk bercengkrama dengan beragam benda kotak. Sebut saja kasur, HP, TV dan laptop yang kebetulan semua berbentuk kotak.
Handphone bisa dikatakan sebagai benda wajib generasi “kotak”, sebab selama 24 jam mereka tidak bisa berjauhan dengannya. Saat bangun tidur yang pertama dilirik HP, saat makan, bersantai bahkan saat beraktivitaspun jemari tak bisa terlepas dari hp. Boleh sama-sama saat ini juga kita menolehkan kepala dan melihat sekitar sambil menghitung berapa orangkah yang sedang sibuk dengan HP? Atau kita cek jejaring sosial seperti facebook (bagi yang memiliki akun tentunya) ada beragam status dari beragam kalangan, status siswa “males, gurunya bikin ngantuk!”, guru yang mengajarpun berstatus “ngantuk lagi ngajar”, status ibu rumah tangga “lagi masak buat suami”, status pegawai “dimarahin bos pagi-pagi”, sampai status anggota DPR “rapat lagi rapat lagi”, bahkan ada juga status agamis terlucu menurut penulis “habis tahajjud, khusyu’ banget deh”, sampai-sampai penulis berharap tidak akan menemukan status agamis bertulis “lagi di sujud terakhir shalat dhuha”!! Semua status itu kemungkinan besar ditulis melalui HP. Andai tak memiliki akun facebook, masyarakat tetap saja menjadi generasi “kotak” karena terlalu sering mengintip HP sekedar mengecek sms.
Kotak berikutnya adalah laptop/komputer, baik difungsikan seperti HP yakni sekedar berselancar dalam jejaring sosial dan sekedar mendownload lagu dan film, atau hanya untuk menonton film, mendengar lagu dan bermain games! Yang selanjutnya televisi, pagi hari ditemani tv, sambil makan dan belajar menonton tv, selepas pulang beraktivitas yang dicari remote tv, menjelang malam dan beristirahatpun yang harus tetap menyala yaa TV. Silahkan dihitung berapa jam dalam sehari kita menghabiskan waktu dengan laptop dan TV!. Sungguh unik jika menyadari bahwa kesemua rutinitas generasi kotak tadi diawali dan diakhiri dari satu benda “kotak” bernama kasur!
Sayang sekali jika “kotak” tersebut menggerogoti sebagian besar waktu yang Allah berikan secara gratis. Kehidupan dunia yang Allah gambarkan sebagai tipu-daya dan permainan justru diisi lagi dengan permainan dan kesia-siaan. Ibarat virus, kesia-siaan juga dapat membunuh kehidupan secara perlahan dan tanpa disadari, hingga pada akhirnya kita tidak tahu lagi arti dan arah kehidupan yang sebenarnya. Padahal jelas dalam Kalam-Nya, satu-satunya tujuan penciptaan Adam dan keturunannya adalah beribadah. Bukan sibuk berstatus facebook, ber-smsan, ngegames, dan duduk tenang di depan TV.
Jika mengajak masyarakat membuang benda-benda tersebut tentu suatu kemustahilan, sebab perkembangan zaman menuntut kehidupan yang serba cepat dan praktis. Hal yang paling mungkin dilakukan adalah memahami bahwa sudah menjadi fitrah dimana satu benda selalu memiliki dua sisi berlawanan, satu sisi membawa kebaikan dan sisi lain hanya membawa kesia-siaan. Setelah benar memahami, maka kuncinya ada pada diri kita, sisi positif atau negatif yang dominan dipilih. HP, Laptop dan TV tentu dapat digunakan untuk kemanfaatan, semisal menyambung tali silaturrahmi dan kekeluargaan dengan hp, menulis artikel di laptop, menyebar motivasi atau informasi bermanfaat dan berwirausaha melalui jejaring sosial, mencari ilmu, memperluas wawasan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan iseng melalui google, dan memilih tontonan berkualitas dan mencerdaskan dari sekian banyak tayangan TV.
Terakhir, tidakkah kita sadar sebagai generasi “kotak” bahwa kita melupakan kotak-kotak lain yang jauh lebih bermanfaat dan mendekatkan kita untuk beribadah. Sayangnya, kotak-kotak ini hanya menarik bagi mereka yang masih memiliki keimanan berkualitas, kesadaran tingkat tinggi, dan rasa takut nan dahsyat pada Tuhan. “kotak” tersebut adalah Al-Quran, sajadah, dan buku. Pertanyaannya adalah kita lebih sering pacaran dengan “kotak” yang mana?.

Kabupaten Dompu dalam Sumber Daya Manusia

Kabupaten Dompu  Dalam Human Development Index (HDI)



Oleh Rusdin, S. Pd
(Kandidat Magister Bahasa Inggris Unram 2014-2016)

 “Dompu in Education Support
to Increase Human Development Index”
Pendidikan adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia (Human being) yang mengubah (mind set) pola pikir seseorang, tingkah laku dalam kehidupannya sehari-hari ke arah yang baik sesuai norma-norma kehidupan, baik untuk diri sendiri, lingkungan sekitar, keluarga maupun bangsa dan Negara. Bahkan pendidikan adalah merupakan tolak ukur yang sangat penting untuk menilai sejauh mana tingkat Human Development Index (HDI)  atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di suatu daerah. Berikut Tingkat pendidikan dan intervensi IPM  di kabupaten Dompu.
Indeks Prestasi Manusia (IPM) adalah merupakan salah satu tolak ukur suatu daerah untuk mengetahui dan melihat sejauh mana kemajuan daerah tersebut, karena dalam IPM termasuk tiga kategori besar di dalamnya yiatu: 1. Tingkat kemampuan ekonomi, 2. Pelayanan kesehatan yang baik dan, 3. Mutu Pendidikan yang baik. Dengan kematangan tiga kategori tersebut maka daerah tersebut dapat di katakan sejahtera dan memiliki kemampuan maju.
Dari tiga kategori di atas salah satunya adalah pendidikan, ternyata mutu pendidikan yang labih baik akan mengantarkan kamajuan di suatu daerah. Paradigma pendidikan di jaman multi kompleks saat ini pemerintah dan masyarakat harus mengeluarkan ekstra stamina untuk bisa memajukan daerah pada bidang pendidikan yang matang.  Pedidikan yang dimaksud penulis adalah pedidikan dalam arti yang luas yaitu pendidikan terlepas dari intervensi politik secara pragmatis yang membawa pendidikan dalam pola pikir yang bersifat hedonisme, materialistis dan konsumtif yang melahirkan ketidakjujuran dalam prakteknya. Ketergantungan mutu pendididkan yang matang dalam mengukur IPM suatu daerah cukup tinggi karena pendidikan ini berkaitan langsung dengan manusia atau pelaku yang memainkan peran dan mengelolah daerah ini. Dari asumsi yang penulis ungkapkan diatas mengarahkan pemikiran penulis tertuju pada satu ungkapan atau pelaku yaitu manusia (Human Being) yang prototypenya yaitu walaupun sistim dan peraturan yang cukup matang yang di terapkan namun kualitas kinerja seseoranglah yang menentukan prestasi institusi atau lembaga yang akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia-manusia yang melaksanakan fungsi institusi atau lembaga itu, terutama dalam sikap dan kompetensinya. Di sinilah kita melihat jelas intervensi pendidikan dalam pembangunan dan kemajuan daerah. Melalui pendidikan kita dapat menanamkan sikap yang pas dan memberikan bekal kompetensi yang diperlukan kepada manusia-manusia yang menjalankan fungsi institusi-institusi yang menentukan kemajuan suatu daerah.
Dompu dalam Human Development Index (HDI)
Adapun posisi Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Dompu, berada pada urutan ke-5 dari 10 kabupaten/kota se-NTB. Ini sesuai hasil pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2012 lalu dan hasil wawancara dengan kepala kantor BPS Kab. Dompu bapak Ir. Lana Putra di ruang kantornya kemarin (29/04/13). Jika dilihat dari segi progresnya atau percepatannya, IPM-nya berada pada urutan ke-2 tapi dilihat dari peringkatnya Dompu berada pada urutan ke-5.
Di lihat dari progressnya di atas  menurut presepsi penulis tingkat pelayanan pada mutu pendidikan di daerah kita terus di genjot oleh pemerintah salah satunya program Tambora Menyapa Dunia, ini merupakan salah satu master program pemerintah Kabupaten Dompu dengan Propinsi. Bantuan awal Tambora Menyapa Dunia berkisar Rp 49 milliar dana ini untuk peningkatan sarana dan prasarana pendidikan salah satunya untuk sarana TIK baik di kota maupun di daerah terpencil. Dalam sambutan Kepala Diknas kabupaten Dompu Drs. H. Ichtiah Yusuf yang kami kutip saat di kantor SKB Kab. Dompu “pemerintah kab. Dompu terus dan berupaya keras untuk meningkatkan kemajuan mutu pendidikan di daerah ini dan kami sambut dengan gembira dan kemampuan power kami untuk mensukseskan bantuan tambora menyapa dunia oleh propinsi” lanjutnya lagi pada saat menyampaikan sambutan pada acara malam 2 Mei yang dilaksanakan di depan kantor Dikpora Kab. Dompu di depan bapak Bupati Dompu H. Bambang H. M. Yasin berjanji untuk menaikkan tingkat mutu pendidikan di Kab. Dompu.
Dari ungkapan dan kinerja yang bisa kita lihat saat ini penulis berasumsi bahwa pendidikan di Kab. Dompu terus ditingkatkan walaupun dari berbagai segi perlu di benahi dan untuk semuanya dapat terlaksana di butuhkan power dan multi stamina untuk bisa mengangkat mutu pendidikan yang lebih baik. Dengan diberikan otonomi untuk mengatur daerah masing-masing pemeritah dapat mengubah pola pikir masyarakatnya dalam hal penting pendidikan di daerah ini.
Semuanya itu akan bisa terlaksana dengan baik, namun menurut penulis jika para pemerhati pendidikan sebagai decision maker mulai dari atas sampai ke bawah tidak sungguh-sungguh dan tidak mulai dengan niat yang tulus untuk memajukan pendidikan dan tidak merancang model pendidikan yang sesuai dengan karakter bangsa dan agama maka akan terjadi pada generasi yang membentuk pola kehidupan yang bersifat hedonisme, konsumtif dan materialistik sehingga mengarah pada kehidupan yang jauh dari toleransi antar sesama yang menimbulkan karakter generasi yang mengabaikan norma agama dan kehidupan.

Minggu, 07 Juli 2013

Bukan Alam Sekarang

Jika pada suatu malam yang cerah kita memandang langit, barangkali terucap kalimat: “Indah sekali malam ini.” Akan tetapi pernahkah terlintas di benak Anda bahwa malam itu sebenarnya bukan malam itu! “Lho, maksudnya gimana”? Ya, sesungguhnya pemandangan langit yang sedang kita nikmati pada malam itu bukanlah kondisi langit pada saat itu. Kenapa bisa demikian? Karena, cahaya benda-benda langit yang ditangkap oleh mata kita berasal dari jarak yang sangat jauh dan berbeda. Ada yang berasal dari bintang terdekat-berjarak 8 tahun cahaya-tapi ada juga yang berasal dari galaksi nun jauh berjarak 1 miliar tahun cahaya.
Cahaya memiliki kecepatan tertentu dan butuh waktu untuk menempuh jarak. Ambillah contoh sinar rembulan. Sinar rembulan yang kita lihat pada malam itu, sebenarnya membutuhkan waktu untuk menempuh jarak dari Bulan ke Bumi. Berapakah jarak Bulan-Bumi? Sekitar 350 ribu kilometer. Karena kecepatan cahaya sekitar 300.000 m per detik, maka cahaya bulan itu membutuhkan waktu lebih dari 1 detik untuk sampai ke Bumi. Artinya, ketika kita melihat rembulan, sebenarnya Bulan yang kita lihat itu bukanlah Bulan pada saat itu. Kenapa begitu? Ya, karena sinar Bulan yang sampai ke mata kita tersebut membutuhkan waktu menempuh jarak 350 ribu km, yaitu selama 1 detik. Maka, Bulan yang kita lihat tersebut itu pun sebenarnya adalah Bulan 1 detik yang lalu… Hal ini juga terjadi ketika kita melihat Matahari. Karena jarak Matahari-Bumi yang demikian jauhnya-sekitar 150 juta km-maka cahaya membutuhkan waktu 8 menit untuk sampai ke Bumi. Artinya, jika waktu itu kita melihat Matahari, maka Matahari yang kita lihat itu sebenarnya bukanlah Matahari pada saat itu, melainkan Matahari 8 menit yang lalu. Keanehan itu semkin besar kalau kita melihat benda-benda langit 8 tahun cahaya dari Bumi, misalnya. Maka, kalau kita melihat bintang itu, sebenarnya kita sedang menikmati pemandangan bintang 8 tahun yang lalu. Padahal benda-benda langit memiliki jarak yang beragam. Ada bintang yang berjarak 1 juta tahun cahaya. Ada juga yang berjarak 1 miliar tahun cahaya. Bahkan ada yang berjarak 10 miliar tahun cahaya. Artinya, cahaya-cahaya bintang tersebut telah melakukan perjalanan menempuh jarak yang jauh menuju Bumi sejak miliaran tahun yang lalu. Maka, langit yang kita lihat pada suatu malam itu sebenarnya adalah pemandangan yang ‘aneh’. Pada saat yang bersamaan kita telah melihat pemandangan sekarang, seribu tahun yang lalu, sejuta tahun yang lalu dan semiliar tahun yang lalu, kita sebenarnya tidak sedang menikmati alam semesta saat ini, melainkan langit sejak zaman dulu sampai sekarang!*** (sumber: Agus Mustofa dalam “Pesona di Sidratul Muntaha””)
 http://ronymedia.wordpress.com

Sabtu, 06 Juli 2013

Yang Menjadi Saksi di Padang Mahsyar Kelak




Drama kehidupan kita akan terekam dengan sedetail-setailnya, yang saya kutip dari buku Ajaib Bin Aneh. Pernahakah kita berbicara jarak jauh dengan seorang teman menggunakan HP? Jawabannya pasti pernah, bahkan boleh jadi kita melakukannya setiap hari. Bisanya, setelah selesai berbicara, pada ‘hanset’ kita akan terlihat beberapa data yang tersimpan, yaitu dengan siapa kita berbicara, kapan kita berbicara, serta lama waktu kita berbicara, atau berapa jumlah pulsa yang kita gunakan. Yang menarik, ke mana ya “larinya” isi percakapan tersebut? Perkataan kita dalam bentuk suara hilang begitu saja tanpa bisa diulang kembali.
Sesunggunya, isi percakapan kita terserap dalam gelombang lektromagnetik, ia terdekoding (tersandikan) dalam sebuah dmensi fisika tertentu, sebuah dimensi yang berhimpitan dengan dimensi fisik kita. Dr. Kruschninc dari California Intitute of Technology berhipotesis bahwa setiap yang kita lakukan akan direkam oleh elemen-elemen di alam semesta, di mana “rekaman” tersebut akan disimpan dalam bentuk muatan. Ia menggambarkan keberadaan muatan besi sulfat yang bersifat negatif termasuk salah satu materi yang turut menentukan konfirmasi ingatan pada otak manusia. Jika memori dapat digambarkan sebagai sebauh profil muatan atau bagian dari sebuah medan, setiap elemen di alam semesta pasti memiliki memori masing-masing. Oleh karena itu jangan heran, di Padang Mahsyar kelak, yang akan menjadi saksi atas semua yang pernah kita perbuat di dunia ini, adalah semua unsur di alam semesta yang pernah berinteraksi dengan kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hebatnya, kecerdasan elemen alam semesta ini tidak terbatas pada kemampuan penyimpanan data atau memori saja, melainkan juga pada kemampuan dalam menjalin sebuah proses komunikasi dan interaksi. Di tingkat seluler, komunikasi antarsel dilakukan melalui banyak model. Jika kita mengenal e-mail, video call, chatting, SMS, dan hubungan telepon jarak jauh, di tingkat sel tubuh terdapat hormon, enzim, sitokin, saraf, dan hubungan elektromagnetik.***
Sumber: http://ronymedia.wordpress.com

Ikan Bandeng vs Ikan Salmon





Ada fakta menarik yang mulai di ungkap oleh media baik media elektronika maupun media cetak, terkait kandungan ikan salmon dan ikan bandeng.

Ikan Bandeng ditengarai memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik dibandingkan ikan Salmon yang mendunia itu. Kandungan Omega-3 ikan Bandeng ternyata enam kali lebih tinggi dibandingkan ikan Salmon. Dan, kandungan lemak ‘sehat’ dalam perut ikan bandeng juga cukup tinggi sehingga bisa menjadi pilihan terbaik ikan konsumsi.

Sebagaimana kita ketahui selama ini ikan Salmon dianggap memiliki kandung Omega-3 tertinggi. Sebaliknya, ikan Bandeng dianggap sebagai ikan biasa–biasa saja. Tak sehebat ikan Salmon yang begitu banyak diperbincangkan perihal keunggulannya.
Akibatnya harga ikan Salmon harganya menjadi sangat mahal (lebih dari Rp. 400.000,- per kilogramnya) dan hanya dijual di supermarket besar dan untuk segmen pasar menengah atas. Sementara, ikan Bandeng dianggap sebagai ikan murahan yang dijajakan di pasar-pasar tradisional kelas bawah.
Ikan Solmon
Pertanyaannya adalah kenapa demikian? Hal tersebut ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor promosi dan kepiawaian para pedagang untuk menggarap pasar. Negara-negara produsen ikan Salmon dengan sengaja menggarap ‘brand’ ikan Salmon sebagai ikan berkualitas, mahal dan mewah. Berbagai media dipergunakan untuk mengangkat ‘derajat’ ikan tersebut dengan cara mencitrakan sebagai ikan yang luar biasa. 

Ikan Bandeng

Bahkan, mereka membangun mitos, cerita dan analisis ilmiah untuk mendongkrak citra ikan Salmon menjadi ‘selangit.’ Hasilnya, memang sungguh luar biasa. Hampir semua orang di seluruh penjuru dunia mengenal ikan yang banyak terdapat diperairan Amerika tersebut sebagai ikan berkelas atas.

Sumber : www.datasegar.co.cc